Thursday, July 3, 2008

stempel publik

beberapa waktu yang lalu gue sempet berkata pada seorang temen, "gue mau tindik di lidah..."
dan respon yang gue dapet adalah, "najis lo re... kayak perek..."
terus beberapa waktu yang lalu nya lagi, gue berkata pada seseorang, "gue mau tato ah..."
dan tanggapan yang gue dapet adalah, "ngga! udah kayak cewe ngga bener aja tato2 segala!"
lalu, beberapa waktu yang lalu juga gue berkata lagi kepada seorang temen, "gue baru balik dari gereja..."
dan tanggapan yang gue dapet adalah, "waah... udah tobat lu re?"

lalu ada kalanya gue lagi jalan di mall bareng temen- temen gue dan melihat seorang cewe ngerokok, lalu tanggepan temen- temen gue adalah, "pasti cewe ngga bener" ato "pasti bisa dipake".
Ato liat cowo bertato, tanggepannya adalah, "pasti cowo ngga bener..." atao "pasti playboy deh...".

well, sebenernya apa sih makna dari stempel publik tadi?
kenapa sih segala sesuatu harus dikait- kaitkan sama hal lainnya yang belom tentu bener?
kenapa segala sesuatu harus diidentikkan dengan sesuatu yang lain hanya karena "kebanyakan" begitu?

Contohnya aja kayak yang di atas,
gue mau tatto... terus kenapa gitu? cuma sekedar tatto apa hubungannya sama jadi perek? lain halnya kalo gue habis tato terus jual diri ato mau- mau aja dipake sama orang... kan ini hanya sekedar mau tato. lagian tato itu art, seni... masa cuma gara- gara kebanyakan cewe bispak itu pake tato lalu disama ratakan semua cewe bertato itu ngga bener?
terus mau tindik di lidah atau piercing.
ini juga sama aja... apa hubungannya sama jadi cewe ngga bener?
lagi- lagi terantuk sama yang namanya stempel publik. cap masyarakat. kepicikkan masyarakat yang ngga ngerti namanya ngambil resiko, kebebasan berekspresi dan perbedaan.

lalu sebenarnya yang bodoh di sini itu siapa?
orang- orang yang berpikiran picik dengan menyamaratakan semua hal?
orang- orang yang takut berekspresi karena takut dicap buruk sama masyarakat?
orang- orang yang ikut berpikiran picik karena semua orang berpikiran begitu?
atau justru malah orang- orang yang mencoba mendobrak semua tembok kepicikkan masyarakat mayoritas dengan mencoba menjadi 'berbeda'?
atau malah gue yang bodoh karena ngomongin semua ini?

kadang gue jengah aja sama masyarakat.
jengah sama pikiran orang- orang yang mengukung.
dan lelah karena kadang gue juga dituntut untuk menjadi satu dari antara semua manusia- manusia picik diluar sana.
Apa kita semua ini memang dituntut untuk selalu bilang 'iya' sama segala hal mayoritas diluar sana?
apa kita semua ini memang hanya bagian- bagian kecil dari sekumpulan manusia diluar sana yang sebenernya ngga punya andil apa- apa tapi akan dicaci kalau menjadi sedikit 'berbeda'?
apa dunia se ngga adil itu?????

1 comments:

Anonymous said...

gilak
suka banget gwe sama postingan lo yang ini buu
haahha

 
Original Layout By Yummy Lolly Layout Modification and Header Design By Reigina Tjahaya