Monday, January 25, 2010

"no offense" my ass!

Kita semua pasti pernah menyinggung seseorang, entah sengaja atau ngga.
Entah sadar, entah ngga..

Tapi kita sering ngomong "no offense" before we did offended someone.
Kita sering bilang "no offense" padahal sisa kalimat kita jelas- jelas offended orang tersebut and we know exactly kalo orang itu berkemungkinan berasa being offended.
Yeah, no offense my ass!

Sama kayak "no hard feelings" waktu kita habis ngomong sesuatu yang berkemungkinan bkn lawan bicara kita punya "hard feelings" tadi itu..

Dan sama juga dengan putting "sorry broadcast tapi ini penting" in every your blackberry broadcast message mau penting apa kagak. It's like lu tau kirim broadcast message itu nyebelin,dan ngga penting-penting banget juga, but you still send it anyway and apologizing beforehand..
Oh okay, gue udah mulai ngelantur..
Hahahaha...

Tapi point gue adalah GA GUNA abis lu ngomong "no offense" sebelom lu offend someone karena toh intinya lu tetep menyinggung orang tersebut dan orang tersebut tetep berasa disinggung. So what's the point anyway, right?!
Kalo gue jadi orang yang disinggung bukannya ease my feelings denger kalimat itu, malah jadi tambah enek..
Kalo mau offend yaudah, ngga usah sok ngga mau salah dan sok ngga mau dianggep menyinggung.. *oh okey,gue sudah terlalu emosional*.
Maksud gue, ini semua sama aja dengan lu ngebuntingin anak orang dan bilang itu kecelakaan,
Ato lu ngebunuh orang dan bilang lu ngga sengaja.
Ngga ada point nya gitu..
Dan ngga ada guna nya..

Sebaiknya gue jujur,
Sebenernya gue nulis poting ini saking aja lagi kesel sama broadcast message..hahaha..
Dan ga ada tujuan atau pesan khusus yang ingin gue sampaikan sih..hahaha..

Quotes #7


Friday, January 22, 2010

if there is no hell, there is no heaven..

"if there is no hell, there is no heaven..."

--

gue selalu percaya kalo keseimbangan itu hal paling esensial dan paling penting dalam hidup.
keseimbangan itu seolah key to living your life.

sama kayak yin-yang.
ngga ada yang bener- bener hitam, dan ngga ada yang bener- bener putih.
setiap hitam, pasti ada bagian putihnya.
dan setiap putih pasti ada bagian hitamnya.
keseimbangan itu saling melengkapi.
sama kayak baik dan jahat.
kalo ngga ada yang jahat, yang baik ngga akan terlihat baik.
Kalo ngga ada gelap, terang ngga akan jadi hal yang ditunggu.
Keseimbangan itu masalah dua hal bertolak belakang berjajar saling membanding agar saling kelihatan dan saling nyata eksistensi nya.
Dan supaya bagian yang jelek nya, mempertegas bagian bagus nya supaya kita inget buat seneng dan bersyukur.

Karena ngga akan ada putih kalo hitam nya ngga ada,
Ngga akan ada juga seneng tanpa sedih.
If there is no sadness so there is no happiness..
Karena kalo kita ngga pernah ngerasa'in sedih, kita ngga akan tau apa itu seneng, dan seneng ngga akan ada.
Kalo sedih itu ngga pernah ada, dan yang ada cuma seneng, kita udah ngga akan lagi bersyukur saat kita seneng soalnya seneng udah jadi hal yang biasa, bukan lagi anugerah yang perlu disyukuri.

Jadi semua memang perlu ketidak sempurnaan supaya yang sempurna keliatan.
Semua perlu hitam supaya putihnya keliatan.
Semua perlu susah nya, buat ngerasain bahagia nya kemudian..

Oh shit, kayaknya bener kata sheila gue sudah mulai semakin "rohani"..

Thursday, January 21, 2010

sadness

Semua orang pasti pernah sedih.
Justru kayaknya, sedih itu seolah lebih wajar dari bahagia.

Semua orang pasti punya cerita sedih mereka masing- masing.
Mengecewakan, dikecewakan.
Entah jadi si tokoh baik, ntah jadi si tokoh jahat, semua punya cerita nya masing- masing.
Semua punya kesedihannya masing- masing.

Jangan tanya deh gue pernah sedih atau ngga, karena nampaknya setengah masa remaja gue yang sebentar lagi akan habis ini bener- bener gue habiskan dengan bersedih.
Dari yang bener- bener sedih, sampe sedih nya jadi berasa cuma ecek- ecek.
Sampai akhirnya gue ada pada titik ini.
Titik jenuh dimana gue udah susah nge-beda-in yang mana gue sedih, yang mana yang biasa aja, yang mana lagi seneng. Yang gue tau cuma gue menjalankan kisah gue tidak dengan gembira dan ke-positif-an.
Sebelom ada yang nanya apa gue ngga cape selalu jadi orang yang negatif,
Let me tell you something,
Being negative is something that helps me live my life, something that helps me through the days.
Kenapa?
Karena dengan being negative, gue ngga lagi ngeliat hal- hal indahnya, hal- hal cantiknya, tapi gue liat kemungkinan terburuknya, dan siap- siap kalo kemungkinan buruk itu terjadi.
Dan kalo ternyata kemungkinan buruknya bener- bener terjadi, setidaknya gue udah ngga terlalu kecewa dan ngga terlalu terpuruk. Tapi kalo ternyata yang terjadi justru yang bagusnya, toh gue ga rugi apa- apa.

Tapi gue sama sekali tidak bangga dengan diri gue sendiri yang cenderung terlalu negatif memandang segala sesuatu. Hey, gue juga pengen kali jadi cewe- cewe "happy-go-lucky" yang always look things from the bright side.
Tapi ngga perduli gimanapun gue nyoba, being positive just too much for me.
Entah gue yang kebanyakan sedih, gue yang terlalu perasa, gue yang terlalu berlebihan ato gimana, gue juga ngga ngerti..

Kembali ke topik sedih.
Beberapa waktu belakangan ini, salah satu temen gue seolah lagi sedih banget dan dia bilang, dia berharap bisa se-cuek gue. Sedih atau ngga, gue tetep keliatan biasa aja.
Here's some note for you, whoever you are, there is nothing wrong to be sad, the only wrong thing is when you let people knew that you're broken inside.
And when I said wrong it isn't because you let people knew your weakness.. Bukan, tapi kalo lu kasi liat kesedihan lu, you let people pitty you, and that just shameful..

Kesedihan itu sebenernya cuma masalah persepsi.
Sakit yang kita rasain waktu lagi sedih itu ngga bener- bener nyata.
Itu semua cuma ada di otak kita..
Itu semua cuma masalah paradigma..
Cukup geser paradigma kalian soal kesedihan dan kita akan liat kesedihan dari sudut pandang yang jauh berbeda.

Dan waktu lu bersedih, sah- sah aja jadi drama queen.. Karena gue percaya, every single person is allowed to be a drama queen once in a while in the moment of needed.. Karena sebenernya kita semua drama queen dan drama king.. Ratu- ratu dan raja- raja drama yang bisanya cuma bikin drama di hidup orang lain. So, yes you allowed to be drama queen, but at least you could be a great drama queen in a great story of drama..

For whoever who's sad in this very moment,
Cheer up mates!
Life is not that hard when you knew how to live it. So the only thing matter is just try to figure out how to living life the way it is supposed to be lived and just try to understand God's sense of humor..
Whatever your problems are, HE's just joking right now, so don't take it too seriously.. Just live with it, and have fun with Him.. And life would be easier.. Dan lebih menyenangkan..

Cheers!!

i just plain bored

Bukannya gue tidak bersyukur,
Atau ngga suka sama kehidupan gue.
Bukan.
Gue hanya bosan..
Gue bosan sama hidup gue yang gini- gini aja.
Bosen sama hidup gue yang sebenernya nyaris ngga ada artinya.

Mungkin ini akan terdengar gila dan freak,
Tapi kadang gue iri sama film- film atau cerita- cerita novel dimana tokohnya saling bertukar tempat, atau saling hidup di kehidupan lain.
Dan gue sering banget ngarep satu pagi gue bangun dan gue udah jadi orang lain. Gue ingin merasakan hidup orang lain dengan masalah- masalah lain selain masalah gue, mungkin karena gue udah merasa terlalu bosan, dan gue ingin kembali mulai mensyukuri hidup gue.
Ya, mungkin ngga se-ekstrim tiba- tiba gue bisa time travel atau tiba- tiba gue ketemu orang yang bisa bikin gue ngulang masa lalu dan benerin semuanya, atau tiba- tiba gue bangun dan tukeran posisi sama tetangga sebelah..
(Eventhough, sejujurnya gue sering ngarep itu semua beneran bisa terjadi dan ngga cuma ada di film atau buku- buku novel).
Gue cuma ingin hidup gue lebih ada artinya..
I just want more..
Gue ngga mau hidup gue cuma kayak gini,
Gue ngga mau hidup gue cuma bangun pagi - kuliah - pulang - nonton atau sesekali pergi nge-mall sama temen.
Gue mau ada yang bisa diinget dari hidup gue.
Gue mau ada yang bisa diceritain dari hidup gue.
I want more.

Gue sempet mikir buat les jait, yang turns out gue injek pedal mesin jait aje gemeteran..
Terus, Gue bahkan berpikiran buat les masak..
Dan bahkan dengan gila nya, sempet mikir buat pergi ntah kemana and had my own adventure.

Gue bosen.
Tapi mungkin juga gue hanya merasa hidup gue udah penuh dengan toxic.
I stopped felt things,
Positivity just too much for me,
Thinking became overrated,
And everything seems blurry.
jadi gue perlu sesuatu yang bisa bikin gue berasa hidup gue kembali ada artinya.
Gue perlu sesuatu untuk bikin hidup gue kembali muter ke rotasi semestinya..

Gue sama kok kayak orang lain..
Hanya ingin punya hidup yang bisa diinget, punya hidup yang bisa diceritakan, dan punya hidup yang ada artinya.
Apa ada yang punya ide apa yang harus gue lakukan dengan hidup gue?
Anyone??

Tuesday, January 19, 2010

yet another post about marriage

one of my high school friend is getting married this saturday, yes, this saturday, and i still can't believe it. i still can't believe that one of my high school friend is really getting married soon.
i mean, come on, look at us, only 19 (soon-to-be-20) years old, (not so) freshly graduate from high school and so far from graduating university.
we're just teenager for heaven's sake! and i just couldn't believe that one of my friend is getting married this soon!!!
it makes me think that I also should get married anytime soon too like I really need to get married.
but hell, I don't think I want myself be stuck in a marriage too soon...
Marriage, despite its function to legalize two people having sex (or making love to be more polite), is only an institution full of people's expectation.
it is only an institution that full of pressure (and (hopefully) pleasure also)...
well, it's not that I don't believe in marriage or I hate it, or anything. I just don't take marriage too seriously like it's the most important thing in life. i think marriage is only a compromise of two people that want to share the rest of their lives together.
I will be married one day, eventually.
and I do hope my marriage life is full of happiness.
got hitched with a great man, having a great life, and like those flick-chick romantic movies, together till death do us apart.. yeah, (maybe) I also want those sort of cheesy things. but it's definitely not now. not for now..
i mean, isn't it terrifying??
stuck with the very same person for the rest of your life? for every breath you healed, every step you made. waking up and go to bed with the same person every single bloody day.
some might say it's romantic, but for me, in this very age, those sounds lunatic! it's all terrifies me.. cos for me, married is like giving up the whole freedom you had and giving all your chance to be happy into one-man hand. it's like, if he's blew up, then everything is blew up!
married is giving everything we had to one lucky bastard who we shall pray never gonna break our heart.
so apparently, all a couples need to made their marriage success is not a basket full of prayer to having a cute babies, or to cherished and to respected each other, but
all a couple need to work their marriage is a HUGE LUCK, and a BIG DICK.
so, happy married you guys...

Thursday, January 14, 2010

goodbye

Semua orang pasti pernah ngalamin yang namanya "perpisahan".
Semua orang pasti pernah mengucapkan "goodbye" apapun kisah perpisahan mereka masing-masing.
Ditinggalkan, meninggalkan.
Semua orang pasti pernah merasakan ada sesuatu yang hilang. Yang seolah terpisah, dipisahkan dari diri nya.
Dan semua akan diiringi dengan sebuah kalimat sederhana "goodbye".
Saya ngga tau kata apa yang paling tepat untuk menerjemahkan "goodbye" kedalam bahasa indonesia.
Ntah "sampai jumpa lagi" atau "selamat tinggal" yang lebih tepat. But I go for the second. "Selamat tinggal".

Seperti yang saya pernah bilang,
Everyone has their own story, their own despair, their own miserability. And everyone has their own story of goodbyes.

Saya, terlepas dari saya suka atau tidak, saya mau atau tidak, bahkan saya sadar atau tidak, sudah menjumpai banyak perpisahan.
Best friends became strangers,
Lovers became enemy,
Death relatives.
Dan buat saya goodbye is a grief.
Goodbye is saddening.
Goodbye is bye.
Jadi saya selalu mikir, why is it people call it "goodbye" when there is nothing "good" in a "bye"?
Why people said "goodbye" when all the feelings left is the sadness or mourning?

Sampai tadi saya nonton 'ugly betty' season 4 episode 12. Saya ngga inget kalimat persisnya, intinya "there is something good in goodbye, it's the chance to moving forward and start something new" *ga persis, tp intinya gini..*
And then it suddenly made me think.
All we want in life is second chance of what we do wrong so we could do things differently.
All we usually want is a chance to start things from the very beginning.
Itu juga yang bikin begitu banyak orang yang berharap dirinya just hit by a bus and got amnesia so they could re-do their lives..
We all want a second chance to be better, to live better, to do things better,
And goodbyes are about second chance. About how you moving forward, take a step forward to whatever upon us, and starting over.
Starting the new phase of our life and be good at it. Be better then we used to be.
Cos beside goodbye is a second chance, it is also failure.
And we absolutely don't want to add another failure in our lives..
So we learn to be better,
We do things differently,
We take things better..
We living a life better so we don't need to say any goodbyes anymore..

Jadi, selamat tinggal memang penuh dengan perasaan sesak di dada dan ngilu di ulu hati.
Selamat tinggal juga seolah tidak meninggalkan apapun yang selamat.
Selamat tinggal memang tidak meninggalkan apa-apa..
Karena selamat tinggal memberi kesempatan baru untuk "do things better"..

Friday, January 8, 2010

Follow Friday

got mentioned by two people for #FollowFriday on Twitter...

one is from @fajarjasmin :
"#FollowFriday: @reiginatjahaya Little idea machine that never stops. Your real-life energizer bunny."

and the second one is from my brother @renaldi_tj :
"My Last #FollowFriday: @reiginatjahaya absurd, random,but still "kontemplatif" with her "twitcot" yang like energizer bunny: TERUS,dan TERUS"

lovely.. thank you brothers...

Wednesday, January 6, 2010

antara sutradara-film horor-dan selangkangan

mari kita buka postingan kali ini dengan sebuah pertanyaan.
pertanyaan yang begitu esensial dalam dunia per-film-an indonesia saat ini.
"ada apa dengan sutradara indonesia, film horor dan komedi selangkangan sih?"

jujur, sebagai penikmat film, gue agak prihatin melihat kondisi perfilm-an Indonesia.
gue inget banget waktu itu gue pernah denger salah seorang insan perfilm-an indonesia berkata bahwa "film indonesia sudah mulai bangun setelah lama mati suri..."
tapi kalo kta cermati lagi perfilman indonesia saat ini kok gue rasanya jadi ingin berkomentar "gimana mau bangun dari mati suri kalo baru melek udah dikasih obat tidur lagi?"
gue sempet mikir kalo film indonesia mungkin benar sudah mulai bangkit dengan munculnya banyak sineas berbakat macam Joko Anwar, Nia Dinata, Mouly Surya, Mira Lesmana, Riri Reza, dan Djenar Maesa Ayu. tapi kok makin kesini, makin diliat, film indonesia makin bikin perut bergejolak nahan muntah.
dari bioskop tanah air yang tiba- tiba banjir film remaja cheesy mellow menye- menye bin kapiran tanpa isi, lalu tiba- tiba para sutradara indonesia seolah kompakkan bikin film horror ngga serem sehingga seolah terjadi reuni alam maut di bioskop tanah air, dilanjutkan dengan nge-hip nya film- film komedi selangkangan, dan sekarang?
bioskop penuh disesaki oleh film horor dengan bumbu komedi selangkangan yang dimainkan oleh para remaja yang bisanya cuma mengucapkan dialog super cheesy.
ya bukan salah juga sih kalo mereka mau bikin film begitu, toh scary movie bisa laku.
tapi yang jadi masalah adalah, kalo mereka bikin film bagus sih ngga pa-pa... nah ini? marmut aja males nonton nya...

belakangan ini gue lagi sering nonton in film- film kancut dan me-review nya di sini. dan sungguh, hampir selalu, setiap habis nonton film- film itu, gue harus bengong, berpikir keras gue habis nonton apaan, dan memulihkan diri.
gue suka ngga paham sama orang- orang yang mengaku sutradara tapi bikin film kayak main lompat tali.
lompat- lompat yang penting lolos dan menang.
tepat kayak hamster- hamster imbisil yang mampu menciptakan film berjudul absurd macam "Pijat atas tekan Baw*h" atau "Hantu Binal Jembatan Semangg*" atau "Skandal Cinta B*bi Ngepet" ini yang ngga tau mikir apa sampe bisa bikin judul se-absurd itu dan film yang ngga kalah absurd sama judulnya.
film yang bikin gue si penonton berasa pengen lompat- lompat karena setidaknya gue tidak duduk diam dan merasa tersiksa.
gue ngga berlebihan sungguh, kalo ngga percaya silahkan tonton film nya KK Dh**raj, maka kalian akan tau apa yg gue maksud!
saking hebatnya, gue sampe berasa martabat gue sebagai manusia direndahkan karena ada yang mengira kalau ada orang yang bisa suka film model begitu, mungkin hamster aja males nonton nya..

bukan masalah mereka semua mau saingan meng-eksploitasi para makhluk alam maut sampe- sampe menyatut nama "Pocong" atau "Kuntilanak" untuk judul film mereka padahal pocong atau kuntilanak nya cuma muncul 1 scene. bukan juga masalah kalau mereka mau meng-eksploitasi para wanita di film mereka karena mereka pikir itu menambah nilai jual film mereka padahal yang ada malah terlihat seperti film semi esek- esek petromaks. dan jelas bukan masalah juga kalau mereka mau mengeksploitasi kebodohan para aktor dan aktrisnya sehingga terlihat natural... bodohnya.
semua jelas bukan masalah selama film horor nya serem,
semua jelas bukan masalah selama film komedi nya lucu,
dan jelas bukan masalah kalo film nya bagus.
nah ini?
serem nya kagak, eksploitasi hantu nya iye.
lucu nya kagak, komedi selangkangannya jalan terus.
film nya bagus kagak, tapi dibikin lagi terus- terus an yang model begitu?
mungkin buat mereka keadaan mental dan jiwa para penonton udah bukan lagi tanggung jawab mereka sebagai pembuat film kali ya?
atau mungkin mereka pikir, kita penonton akan mulai celeng dan akan mulai jadi bodoh di tengah film karena film mereka telah sukses menyedot sisa- sisa intelegensia para penontonnya hingga para penonton udah ngga lagi peduli dan ngga lagi bisa beda'in film bagus atau ngga.

meski mungkin menurut para curut- curut itu pendidikan bukan lah tugas mereka, tapi setidaknya mereka bisa kan sedikit memikirkan mental dan kesehatan orang- orang nya yang cukup gila dan belom sayang diri yang akan nonton film mereka.

gue orang indonesia dan ingin bangga sama indonesia,
ingin bangga sama produk indonesia,
ingin bangga sama film indonesia,
tapi kalo isi film nya cuma penyanyi dangdut pameran tete ato 2 ekor cowo yang tingkahnya kayak tikus kejepit berlagak jadi gay dan berakting super disturbing, apa yang mau di bangga in?
apa yang bisa dibangga in?


Monday, January 4, 2010

freewill

salahkan twitter dan salahkan film- film itu yang telah membuat saya jarang sekali update blog!
salahkan mereka! dan jangan salahkan saya!
saya hanya korban!
semua salah twitter!
dia menggoda saya!
bitching around dalam 140 karakter ternyata lebih menggiurkan ketimbang bikin tulisan panjang yang belom tentu dibaca orang ini...
jadi tolong! jangan salahkan saya!
*oke, cukup neurotic moment nya ya nak!*

beberapa hari yang lalu, gue nonton film judulnya "The Brothers Bloom" (Adrien Brody, Mark Ruffalo, Rachel Weisz) ceritanya soal con man yang hidup dengan ngejalanin role yang mereka bikin buat dapetin uang. gue inget banget ada quote nya yg bilang "i just want an unwritten life..".
gue selalu beranggapan kalau kita itu ngejalanin apa yang udah direncanain buat kita, seolah kita cuma ngikutin role- role yang udah dikasih ke kita dengan segenap boundaries yang ada.
boundaries yang bisa berwujud peraturan, hukum, norma, nilai, dan ekspektasi.
ekspektasi diri kita sendiri, maupun ekspektasi orang- orang terhadap kita.
Seolah free will udah jadi barang langka.
Pas kebetulan baru- baru ini gue dikasih tugas buat bikin video tentang demokrasi yang bakal diikutin lomba di U.S embassy.
Jujur aja gue males banget, semua temen- temen gue juga super males.. Dan salah satu temen gue si vicka sapta mulai nge-tweet tentang bagaimana demokrasi seharusnya ngga memaksa mahasiswanya buat bikin video demokrasi dan ga maksa mahasiswa nya buat ikut lomba. Bagaimana demokrasi seharusnya bukannlah si dosen hanya memberikan teori- teori berdemokrasi sementara kita bahkan ngga diberi kesempatan berdemokrasi.
Sebenernya demokrasi kan adalah suatu bentuk jelas dari free will. Dimana seseorang punya hak untuk berpendapat, untuk menyampaikan apa yang ada dipikirannya, apa yang dia rasakan. Semua opini, ide, dan keinginan.
Tapi buat gue sendiri, "democracy is illusion. Democracy is a dream all the dreamers dreamed about. Democracy indeed a demoCRAZY.."
Karena sekarang ini, demokrasi cuma sesuatu yang kita pelajari, kita tau persis dan paham betul tanpa pernah benar- benar merasakannya..
Dan demokrasi layaknya aksesoris bermerk yang mahal.. Ngga semua orang punya. Dan ngga semua orang punya yang asli.
Maybe, negara kita, institusi pemerintahan kita, institusi pendidikan kita, lingkungan sekitar kita cuma punya demokrasi "KW 1" bukan yang asli. Itu kenapa kita, sebagai generasi muda suka males denger kata demokrasi.
Suka keburu pesimis dan cenderung miris karena kita tau pada akhirnya, yang punya kuasa akan tetap mengontrol kita dan lagi- lagi kita akan kembali terantuk dengan boundaries yang ada.
Kadang melelahkan try to pleased anyone else but ourself. Tapi memang kenyataannya free will atau freedom atau kebebasan itu bagaikan "a big fat giant lolly pop" for those who had diabetes.
Tempting, but we can't have it. Maybe one little lick would be no harm, but eat the whole lolly pop only risk your healthy.
Sama dengan kebebasan. Kebebasan, independency itu tempting banget. Semua orang mau punya kebebasan buat melakukan apapun yang mereka mau, semua orang mau bebas menyampaikan apa yang mereka pikir atau rasa. Tapi kenyataannya kita ngga bisa jadi bener- bener bebas. Ngga bisa bener- bener melakukan, memikirkan, atau mengatakan apa aja yang kita mau atau kita akan di cap sebagai pembangkang, pembelot, ngga pernah puas, kurang bersyukur dan sebagainya...
Yes, semua orang mau "unwritten life" dimana ngga ada marka- marka yang perlu dipedulikan. Ngga perlu berasa bahwa hidup adalah sebuah keharusan.
Tapi, bukan lagi masalah hidup yang gimana,
Bukan lagi masalah ingin hidup yang ini atau yang seperti itu,
Tapi masalah gimana menjalani hidup yang ini tanpa membuatnya seolah menjadi one bad-written life karena we can't do anything to change our life into someone else. Kita cuma bisa living it and make it valuable cos it is our life.
No matter how sucks or how bad it's been written.
It is still our life..

 
Original Layout By Yummy Lolly Layout Modification and Header Design By Reigina Tjahaya