Yang namanya hidup itu sebenernya hanyalah sebuah drama komedi dimana kita yang jadi pemeran utama. Hidup itu adalah sebuah lelucon, tinggal seberani apakah kita untuk melihat, menganggap dan merasakan bahwa setiap masalah- masalah kita itu adalah sebuah lelucon, serta seberani apakah kita untuk mentertawakan diri kita kala berlaku bodoh ataupun salah dan seberani apakah kita untuk mentertawakan setiap masalah- masalah dalam hidup kita.
Karena pada dasanya hidup kita ini terbangun dari segala masalah- masalah yang ada, masalah- masalah yang bergelayut manja di pundak kita. Masalah terbesar dalam hidup itu bukanlah masalah itu sendiri, melainkan dari sudut manakah kamu akan memandang persoalan hidupmu itu. Kalau untukku, segala masalah, persoalan dan kesedihan itulah proses dalam hidup, proses menuju pendewasaan, proses dimana kita belajar banyak hal. Aku ini orang yang percaya betul akan guna sebuah proses, aku percaya bahwa di dunia ini ngga ada yang instant, tiba- tiba, mendadak apalagi kebetulan… Semua itu rencana, dan bagian dari sebuah proses serta harus menjalani proses- proses yang memang sudah tertulis.
Karena kepercayaanku akan sebuah proses, maka aku selalu menganggap tiap masalah dan persoalan pelik dalam hidupku ini adalah penting adanya, maka aku selalu berkata, “kalo lo punya masalah, punya kesedihan, sakit hati, kemarahan atau apapun itu, jangan pernah lo pusingin, jangan pernah coba lo hilangkan dengan melarikan diri, tapi nikmatin aja, nikmati setiap detik rasa sakitnya, nikmati setiap detil pedihnya, nikmati setiap tetes perihnya. Maka elo akan menemukan kebahagiaan, sebuah euphoria, serta sebuah kepuasan.”
Banyak yang bilang aku ini gila karena begitu suka mengakrabkan diri dengan masalah. Tapi buatku, semua itu adalah caraku untuk melindungi diri ini dari kepedihan, buat diri ini kebal. Dengan begitu, aku ini yang chaos addict seakan mendapatkan kepuasan setelah menikmati segala esensi kekacauannya lalu mencoba membereskannya sambil terus menikmati tiap- tiap kepedihannya. Karena hal paling wajar dalam hidup itu adalah sedih bahkan seorang komedianpun berhak untuk sedih, jadi buatlah kesedihan itu sebagai sahabat, maka hidupmu akan jadi lebih indah.
Maka segala sesuatu yang tadinya buruk akan jadi indah, dan sesuatu yang sudah indah akan jadi tambah indah. Dan disaat segala sesuatunya tampak lebih indah, kita akan jadi lebih mudah mengontrol diri kita sendiri untuk bisa berhati besar mentertawakan segala hal karena ya, dengan pasti aku berani berkata bahwa hidup itu indah meski dengan segala kesulitan, kericuhan dan kesemrawutan yang ada. [rei]
0 comments:
Post a Comment